Buka Workshop Kurikulum Merdeka MAS As'adiyah Dapoko, Kakan Kemenag Bantaeng Tekankan Soft Skill Dan Moderasi Beragama

Bantaeng (Humas Bantaeng) Kurikulum merdeka merupakan kurikulum terbaru yang dikeluarkan pemerintah sebagai pengganti K-13 (Kurikulum 2013) yang didasari konsep merdeka belajar. Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang lebih menekankan pada kualitas pendidikan materi esensial, dimana pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik serta pengembangan karakter pelajar Pancasila yang Rahmatan Lil Alamin. Kurikulum merdeka juga merupakan upaya menjawab tantangan jaman yang lebih kompetitif untuk meningkatkan kompetensi peserta didik sesuai yang diharapkan.

Terkait dengan perubahan kurikulum inilah, sehingga MAS Ponpes As'adiyah Dapoko menggelar workshop implementasi kurikulum merdeka dengan tema "Upaya Meningkatkan Pendidikan Yang Berkualitas Dan Berkeadilan Melalui Kurikulum Merdeka".

Kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka MAS Ponpes As'adiyah Dapoko ini di adakan di Hotel Seruni, Selasa (16/7). Kegiatan workshop ini di hadiri dan di buka secara langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng H. Muhammad Ahmad Jailani di dampingi kepala madrasah Kiyai Muda Sudirman Sappara. Workshop tersebut di ikuti oleh 30 guru pendidik MAS Ponpes As'adiyah Dapoko dengan mengundang dua pemateri yang sangat kompeten di bidangnya. Pemateri Pertama Sulfiani yang merupakan pengawas satuan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama (Diknas) dan pemateri ke dua Hj. Suharti yang merupakan pengawas madrasah Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng. 

Selaku ketua panitia penyelenggara workshop Sitti Zuhraeni berharap seluruh peserta dapat mengikuti workshop ini dengan sebaik-baiknya dan menanyakan kepada narasumber hal-hal yang belum dimengerti terkait implementasi kurikulum merdeka.

Dalam sambutannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng H. Muhammad Ahmad Jailani menyampaikan apa saja yang menjadi karakteristik kurikulum merdeka dan menegaskan bahwa soft skill merupakan karakter utama dan sangat penting yang harus di miliki bagi seorang pendidik.

"Ada tiga karakteristik dari kurikulum merdeka yakni pengembangan soft skill dan karakter, fokus pada materi esensial dan pembelajaran yang fleksibel. Seorang  pendidik harus memiliki soft skill dan karakter sehingga dapat memotivasi, membimbing dan mengarahkan peserta didik. Begitupun dengan karakter peserta didik. Membangun karakter peserta didik tidak hanya sekedar menyampaikan saja, tetapi lebih jauh seorang pendidik harus memulai pembangunan karakter dimulai dari diri sendiri. Oleh karenanya, tugas mendidik harus di tanamkan dalam diri pendidik itu sendiri", ujarnya.

Lebih jauh beliau menegaskan bahwa kurikulum merdeka bukan berarti bebas sebebas-bebasnya tetapi tetap ada standar yang harus dipedomani, agar pembelajaran lebih terarah dan terukur.

Kakan Kemenag kabupaten Bantaeng juga menghimbau melalui P2RA (Profil Pelajar Rohmatan Lil'alamin) kepada seluruh pendidik agar senantiasa menyelipkan tentang moderasi beragama dalam proses belajar mengajar. Tak lupa Kakan Kemenag memberikan apresiasi kepada kepala madrasah dan panitia pelaksana kegiatan atas terselenggaranya kegiatan workshop ini. 

Kiyai Muda Sudirman Sappara selaku kepala madrasah saat menyampaikan sepatah kata, juga mengucapkan terimakasih kepada narasumber yang telah bersedia memberikan ilmunya kepada peserta workhsop. Dan berharap setelah workshop ini, para pendidik di MAS Ponpes As'adiyah Dapoko mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam melaksanakan kurikulum merdeka. 

“Dan terimakasih kepada panitia yang telah bekerjasama mempersiapkan semuanya sehingga kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar,” tutupnya.

Mari menjadi Madrasah Maju, Bermutu dan Mendunia (UMR)