Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf Puang Makka, Paparkan Moderasi Beragama Di Kantor Kemenag Kabupaten Bantaeng

Bantaeng (Humas Bantaeng)  Dalam rangka Penguatan Moderasi Beragama tahun 2022 sebagai tahun toleransi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng  menggelar Pembinaan bagi ASN dalam lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng . Kamis, 29 September 2022 Yang dihadiri langsung oleh Habib Syekh Sayyid Abd Rahim Assegaf atau yang kerap disapa dengan panggilan Habib Puang Makka. Sebagai Narasumber

Kegiatan ini berlangsung di aula Kantor Kemenag Kab. Bantaeng dengan melibatkan seluruh ASN dalam lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng 

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng H. Muhammad Ahmad Jailani. mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para ASN sebagai kader penguatan moderasi beragama. hal ini penting dilakukan agar tujuan moderasi beragama dalam memperkuat kerukunan dan toleransi bergama dapat dirasakan tidak hanya oleh ASN Kemenag tersebut tetapi juga oleh masyarakat.

Kakan Kemenag juga menambahkan bahwa ASN mempunyai peranan yang penting dalam memberikan penguatan kepada masyarakat. “mengingat ASN merupakan jari manisnya kementerian agama dan merupakan garda terdepan Kementerian Agama dalam memberikan pembinaan kepada masyarakat”,ucapnya.

lebih lanjut ia mengatakan bahwa salah satu persoalan yang ada dan menjadi tantangan terbesar bagi indonesia adalah mengelola keragaman. “maka menjadi tugas kita bersama untuk mewujudkan visi bangsa dan negara yaitu memperkuat kerukunan di tengah masyarakat”, pungkasnya.

yang menjadi pembicara yakni Syekh Sayyid Abd. Rahim Assegaf Puang Makka dengan materi Moderasi Beragama dalam Perpektif Teologi Islam.

Syekh Sayyid Abd mengatakan kepada seluruh ASN yang hadir bahwa pentingnya pelopor moderasi beragama menjaga setiap ukhuwah yang terbagi menjadi tiga bagian.

“Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah. Wathaniyah yakni saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama atau satu suku. Sedangkan ukhuwah insaniyah merupakan persaudaraan yang cakupannya lebih luas, yaitu antarsesama umat manusia di seluruh dunia

“Ukhuwwah islamiyyah mengandung arti persaudaraan yang bersifat keislaman atau persaudaraan antar sesama pemeluk Islam” lanjutnya.

Menurutnya Ketiga hal ini harus dipahami demi menjaga netralitas umat antar agama di Indonesia.

Syekh Sayyid Abd mengatakan Indonesia mempunya ciri khas sendiri yang muncul dari 1340 suku bangsa dan kita mengambil 718 bahasa daerah yang terhimpun jadi satu yakni Pancasila.

“Pancasila tumbuh dari akar budaya Indonesia bukan dari budaya Arab, budaya China atau budaya lainnya. Tetapi kita bertumbuh dari akar budaya kita,”

Untuk itu, ia berpesan kepada para ASN bahwa sejauh manapun mereka menuntut ilmu agama, maka jangan pernah meninggalkan akar budaya.

“Seperti budaya Bugis-Makassar akar budayanya sipakatau, sipakalebbi, sipakainga, dll. Tidak boleh kita hilangkan budaya ini, adat tersebut kita gunakan dalam mengkritik sesuatu. Kritik boleh tetapi kita pakai adat mengkritik,” tutupnya. (Spr)