Lomba Khattil Qur'an Warnai Musabaqah Tilawatil Qur'an Ke XXXIV Kabupaten Bantaeng

Bantaeng (Humas Bantaeng) Bertempat di Lantai 2 Masjid Agung Syech Abdul Gani, lomba kategori Khattil Qur'an cabang naskah dilaksanakan dengan semarak, Jumat (23/2)

Cabang lomba Khattil Qur'an adalah cabang yang menekankan kepada kemahiran menulis atau melukis ayat-ayat Al-Qur'an dengan nilai seni yang indah yang bertujuan mendidik untuk melahirkan para khattat dan pelukis kaligrafi mahir dan profesional, memiliki peranan dan fungsi dalam kehidupan individu dan sosial pesertanya. Sementara dalam fungsi-fungsi individual, berperan sebagai sarana komunikasi, sumber usaha, dan wahana ekspresi yang penuh nilai estetika. Sedangkan dalam fungsi sosialnya Khattil Qur'an membuka jalan dan mendorong semakin banyak digunakannya kaligrafi untuk segala kepentingan.

Cabang lomba Khattil Qur’an sendiri dibagi menjadi 4 jenis lomba yang akan dilaksanakan pada MTQ tahun ini yaitu : naskah, hiasan, dekorasi, dan kontemporer. Namun yang paling sulit di antara keempat golongan ini adalah naskah, karena selain unsur keindahan masih ada unsur yang sangat fatal dalam penilaian, yaitu unsur kebenaran tulisan.

Golongan naskah dikatakan sebagai yang paling sulit di antara golongan Khattil Qur’an yang lain. Hal ini dikarenakan untuk membuat sebuah tulisan yang benar harus diukur hingga tiap hurufnya. Tidak hanya sebatas menulis dengan ejaan yang benar, namun ada kaidah-kaidah lain sebagai indikator penulisan yang benar. Kaligrafi naskah itu tidak berwarna hanya berupa tulisan hitam putih.

Media yang digunakan dalam Khattil Qur'an kali ini menggunakan qalam. Qalam adalah nama lain dari sebuah pena atau alat tulis kaligrafi. Qalam biasanya terbuat dari bambu, rotan, kayu, pena hero (yang sudah dibentuk ujungnya), kuas, batang pakis hutan, dan lain sebagainya. Semuanya sama harus dibentuk pipih pada ujung-ujungnya.

Indikator penilaian cabang lomba Khattil Qur'an tahun ini meliputi bidang kaidah yang terdiri dari bentuk dan proporsi huruf, jarak spasi dan letak huruf, keserasian dan komposisi antar huruf. Penilaian lainnya juga di tinjau dari bidang keindahan, yang meliputi orisinalitas dan kreatifitas, serta sentuhan akhir (kebersihan dan kehalusan).

Dewan hakim yang bertindak sebagai tim penilai untuk kategori Khattil Qur'an yakni H. Muhammad Arfah dan Abd. Halim Yakub. 

Abd Halim Yakub selaku dewan Juri mengatakan bahwa waktu lomba dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan sore hari dan itu berlaku bagi semua cabang lomba Khattil Qur'an.

"Untuk penentuan Juara akan diadakan rapat untuk menentukan itu, kami selaku dewan juri akan menyeleksi semua hasil karya setelah rampung dan akan diumumkan pada malam penutupan MTQ," pungkas beliau.

"Kami selaku dewan hakim harus menyeleksi secara objektif, agar yang berhasil menjadi pemenang, merupakan sosok terbaik dari banyaknya peserta. Sehingga yang terpilih di MTQ kali ini yang akan mewakili kabupaten Bantaeng di tingkat Provinsi adalah person yang mumpuni. Peserta kita harus memiliki modal kompetensi, jiwa saing yang tinggi. Melalui kompetensi ini, akan membentuk generasi kaligrafi yang profesional" lanjutnya.

Disamping itu H. Muhammad Arfah selaku dewan hakim juga menambahkan bahwa setiap kecamatan hanya mengutus 1 orang untuk tiap lomba kaligrafi golongan naskah.

"Setiap kecamatan hanya berhak mengutus satu orang peserta untuk tiap cabang atau kategori. Jadi untuk Khattil Qur'an ada 4 peserta yang dikirim tiap kecamatan. Untuk peserta Khattil Qur'an kali ini mengalami perkembangan dari tahun sebelumnya. Semakin tahun terjadi peningkatan kualitas dari para peserta kita. Semakin tahun semakin bagus sumber daya manusia khusus Khattil Qur'an di Kabupaten kita", ujarnya.(umr)