Dukung Program Moderasi Beragama, Kakan Kemenag Paparkan Materi Wawasan Kebangsaan

Marina (Humas Bantaeng) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantaeng H Muhammad Ahmad Jailani. S. Ag., MA Membawakan Materi pada Pelatihan Berbasis Kompetensi Angkatan V tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Ketenagakerjaan (BLK Kab. Bantaeng) dengan Materi "Wawasan Kebangsaan" yang bertempat di Gedung serbaguna BLK Kab. Bantaeng, Jum'at, 18 Agustus 2023.

Dalam materi ini, H. Muhammad Ahmad Jailani, menjelaskan tentang Beragama, Berbangsa dan Bernegara

Agama adalah Sistem kepercayaan dan peribadahan kepada Tuhan,termasuk tata kaidah hubungan antar manusia (dan lingkungannya).

Motivasi beragama: Menggapai ridha/cinta Tuhan, Meniti jalan kebenaran, Meraih kebahagiaan

Beragama akan Menjadi orang baik, berbelas kasih, dan berbahagia.

Kenapa kenyataannya banyak penderitaan, pertikaian, permusuhan, bahkan pertumpahan darah atas nama agama (keberagamaan)?

Karena agama/keberagamaan;

Dipelajari dan dipahami secara dangkal

Dipraktekkan secara eksesif (berlebihan)

Disebarluaskan dengan kebencian/keangkuhan. 

Nilai-nilai luhur agama/beragama

Tawashut (moderat): Memiliki gairah keagamaan yang tinggi, tapi tetap mampu beradaptasi dengan perubahan dan kebhinekaan.

Tasamuh (toleran): Memegang erat keyakinan/akidah kita, tanpa mencaci dan memusuhi keyakinan/akidah orang lain.

Tawazun (seimbang): Menyeimbangkan ibadah personal dan sosial, maupun pemaknaan dimensi Ketuhanan (hablum minallah) dan kemanusiaan (hablum minannas

Kontektualisasi Agama

Agama bersifat sempurna, universal, dan kontektual. Tapi masalahnya: pemahaman yang dangkal atau sepotong-sepotong menyebabkan penerapan agama dan keberagamaan menjadi problematis.

Karena itu, kontektualisasi agama diperlukan sebagai upaya memahami dan menerapkan agama secara benar.

Kontektualisasi agama mengandung kesadaran bahwa agama adalah “ruh” atau “substansi” yang bisa berbaur dengan aneka macam budaya sebagai “bungkus”, selama tidak bertentangan dengan akidah dan ajaran pokok syari’ah.

Kemudian Berbangsa adalah berinteraksi dengan keluarga, orang lain, kelompok lain/masyarakat sesama anak bangsa.

Karena merupakan mahluk sosial, setiap orang pasti butuh berinteraksi dengan keluarga dan orang lain, termasuk bermasyarakat dan berbangsa.

Namun hubungan dengan orang lain (termasuk keluarga) seringkali melahirkan aneka macam masalah.

Sedangkan Bernegara adalah Berkomitmen untuk membangun dan memajukan kehidupan bersama, berdasarkan prinsip-prinsip ideologi bersama, di bawah naungan sistem pemerintahan yang sah dan berdaulat

Bernegara Indonesia adalah Berkomitmen untuk membangun dan memajukan kehidupan bersama sebagai sesama warga negara, di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.